Membatalkan Puasa Sunnah Karena Jima. Baik dengan makan minum atau jima. Jika seseorang berpuasa sunnah lalu membatalkannya dengan makan minum atau jima maka tidak berdosa baginya karena segala sesuatu yang disyariatkan untuk sunnah tidak wajib disempurnakan kecuali.
Hadits ini dalil bolehnya memutus puasa sunnah. Jika puasa sunnah seseorang rusak karena salah satu faktor yang membatalkan puasa apakah dia berdosa jika seseorang membatalkannya dengan jima apakah dia wajib membayar kifarat. Adapun jika yang dibatalkan itu puasa fardhu dan dia men jima isterinya maka hukumnya tidak boleh karena puasa fardhu tidak boleh dibatalkan kecuali karena darurat dan tidak wajib baginya membayar kifarat kecuali jika itu dilakukan pada siang hari bulan ramadhan yaitu bagi orang yang wajib puasa di dalamnya.
Karena puasa sunnah ini terkait dengan hari tertentu dan hari itu telah lewat.
Karena yang boleh dibatalkan adalah puasa sunnah saja. Jika seseorang berpuasa sunnah lalu membatalkannya dengan makan minum atau jima maka tidak berdosa baginya karena segala sesuatu yang disyariatkan untuk sunnah tidak wajib disempurnakan kecuali. Namun tidak wajib membayar kaffaroh jima sebagaimana kaffaroh jima yang terjadi di bulan romadhon. Adapun jika yang dibatalkan itu puasa fardhu dan dia men jima isterinya maka hukumnya tidak boleh karena puasa fardhu tidak boleh dibatalkan kecuali karena darurat dan tidak wajib baginya membayar kifarat kecuali jika itu dilakukan pada siang hari bulan ramadhan yaitu bagi orang yang wajib puasa di dalamnya.
